Uncategorized

Bincang persiapan kegiatan character camp program studi Pendidikan Bahasa Mandarin bersama laoshi Peter selaku Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa Universitas Widya Kartika Surabaya

DSC_0985

Kegiatan yang akan diadakan di Lentera Camp pada hari Jumat, 4 – 6 Oktober 2019 ini adalah sesuai dengan visi & misi serta value kampus yakni HILPIC (Humble, Integrity, Leadership, Professionalism, Innovation, Caring) untuk membentuk karakter mahasiswa fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa khususnya program studi Pendidikan Bahasa Mandarin. Yang dituju dari kegiatan ini adalah kaderisasi, leadership, team work, dan rasa memiliki terhadap prodinya serta keluarga barunya di prodi ini. Karakter-karakter ini yang ingin dipupuk dan dilakukan pembinaan pada setiap insan mahasiswa kami.

DSC05850

Tema camp kali ini adalah bahwa tidak ada hal yang susah, semua pasti terselesaikan. Kami meyakini bahwa segala rintangan yang ada pasti ada pula pemecahannya, dan itulah yang membuat prodi kami semakin maju. Tentunya ini menjadi pembelajaran yang penting bagi kami sebagai sebuah keluarga. Di kampus kami memiliki mata kuliah Pendidikan Karakter (Character Building), namun itu tidaklah cukup. Harusnya program character camp dapat menjadi ‘gong’ atas pendidikan karakter dan moral serta program kaderisasi, leadership, dan pembentukan mental yang telah mereka terima. Tidak terbatas pada pembentukan karakter pemimpin organisasi mahasiswa seperti BLM, BEM, dan Hima, karena Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa yakin bahwa setiap insan mahasiswa UWIKA di masa yang akan datang adalah sosok pemimpin yang baik dan luar biasa hebat, entah sebagai pemimpin perusahaan, organisasi dan setidaknya mereka akan memimpin serta membimbing di dalam keluarganya.

“Saya melihat tipikal anak millennial saat ini, dan saya menyadari bahwa setiap mahasiswa, setiap angkatan dan setiap insan memiliki ciri khas sendiri. Anak millennial lahir dengan segala hal baru dan penuh teknologi serta kecanggihannya. Berbeda dengan era 80’an yang segala sesuatu untuk memperoleh atau menyelesaikannya harus berjuang dengan sangat berat”, terang laoshi Peter. Ia ingin para mahasiswa juga memiliki semangat juang yang sama besarnya dengan era saat itu, yang pastinya disesuaikan dengan kondisi terkini yang relevan. Bagaimana mereka harus berjuang dan bekerjasama dengan teman-teman mereka menjadi satu kesatuan, itulah yang ingin diajarkan dan dibina kepada mereka.

Kepedulian menjadi kunci penting dalam menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Semangat itu sudah tertuang dalam value kampus Universitas Widya Kartika, HILPIC. Program ini sudah juga diadopsi dan dijalankan oleh prodi Sastra Inggris, dan kali ini adalah pertama kali bagi mereka. “Ketika mahasiswa sudah meresapi dan menghidupi nilai-nilai itu maka akan menjadi kekuatan yang sangat besar. Kekuatan yang baru dan sangat besar ini pasti akan dapat membangun prodi dan universitas”, sambungnya.

Pengalaman character camp yang pertama itu yang menjadi semangat pak Dekan untuk mengadakan yang kedua dan berharap dapat menginspirasi seluruh prodi. “Hasilnya sangat luar biasa, segala bentuk perselisihan, permusuhan, ketidakpedulian, secara nyata saya saksikan itu semua musnah dan melebur menjadi keutuhan bersama, mereka bergandengan tangan. Ini mahal sekali, bahkan keutuhan ini tidak ternilai harganya, ini adalah investasi. Kami bukanlah prodi yang terbaik dan kami terus belajar, kami ingin menginspirasi semuanya, kalaupun ada yang harus diperbaiki, mari kita perbaiki bersama”, tutupnya dalam sesi bincang.

Semoga sukses atas pelaksanaan Character Camp program studi Pendidikan Bahasa Mandarin.

DSC_0989

 

(Jurnalis: Rio)

(Jurnalis Foto: Simson)

Leave a Comment